Seminggu ini, dari tanggal 23-28 April, hari senin sampai sabtu, saya merasa jadi anak durhaka pada ibu yang tak pernah putus rasa cintanya untuk saya.
Tapi saya memang sedang timbul egoisnya, dan kalau keegoisan saya lagi muncul, saya hanya akan berorientasi pada kesenangan saya sendiri. Titik!!!Makanya saya itu egois
Ibu sms, telepon, gak pernah saya pedulikan sedikitpun. Gak ada alasan khusus sebetulnya, saya cuma lagi malas, lagi gak mood ngobrol dengan siapapun termasuk ibu. Padahal,.....huhuhu
Sekarang, saya juga masih gak mau pulang, belum mau ketemu orang rumah
Mungkin, ini dampak musibah yang saya alami waktu seminggu yang lalu, tepatnya hari senin
Astagaa, kalau diingat-ingat lagi, sore itu, saya bodoh sekali, kenapa bisa melupakan hal itu. Hal yang terlihat sepele tapi efeknya waktu terjadi, membuat human relationship saya jadi rusak, serusak-rusaknya. Padahal jatuh bangun saya mencoba untuk berani merajut benang sosialisasi dengan orang lain.
Sekarang yang tersisa hanya rasa curiga, membuat saya kapok beramah-tamah dengan orang yang baru dikenal, hilang kepercayaan saya dengan orang baru. Suudzon terus, makin mati hati saya.
Biarinlah, kembali jadi manusia apatis, antisosial, gak peduli dengan urusan orang, tipikal individualis yang mementingkan diri sendiri. Saya hanya akan baik dengan orang yang juga baik ke saya. Maaf yaa ibu...kalau anakmu ini kembali jadi egois, janji gak akan lama, maksimal sampai bulan juli, ketika orang lain sudah melihat bahwa saya punya kompetensi baik di profesi keperawatan.
No comments:
Post a Comment