Saya belum, saya tidak berminat, karena dalam bayangan saya, seseorang yang akan dioperasi adalah orang-orang yang berada pada ujung kehidupannya. Hembusan nafas terakhir seorang manusia akan dihabiskan di meja operasi. Jadi, selalu di pikiran saya, kamar operasi adalah tempat paling menakutkan, menegangkan, mengerikan, menyeramkan, mencekam melebihi makam.
Bayangkan, pertaruhan hidup dan mati ada di sana. Orang-orang yang tidak punya harapan hiduplah yang harus masuk kamar operasi.
Yap, itu dulu, sebelum saya mengikuti pendidikan profesi Ners di akhir masa kuliah saya.
DI stase medikal bedah ini, tepatnya dari tanggal 9-13 april, saya mendapat tempat praktik di kamar operasi instalasi bedah sentral RSUP Fatmawati. Pemikiran seram saya sebelum masuk oka-kamar operasi, perlahan memudar.
Saya mendapat orientasi, hal pertama ialah masalah sterilisasi ruangan. Ada garis merah, kuning, ijo, *udah kayak triase, yg harus dilewatin tanpa alas kaki, area yg boleh diinjak tnp teknik steril, area bersih, de el el
Saya mendapatkan pengalaman luar biasa, ada 8 kamar operasi di lantai 2, di lantai 1 ialah kamar pemulihan dan oka cito alias sewaktu2 darurat, bisa langsung ke oka cito.
Setiap petugas harus pakai baju khusus oka, mulai dari dokter sampai ob, semua wajib pake baju oka dan masker.
Ada banyak tindakan operasi yang dilakukan dalam rangka penyembuhan seorang pasien. Seperti masectomy, kraniotomi, pemasangan ORIF pada kasus fraktur, sectio caesaria. Intinya, memang soal bedah, pengangkatan jaringan, pembuatan saluran baru, dll.
Dalam ruang oka, jumlah orangnya tidak boleh lebih dari 7, prinsip steril memang sangat2 dijunjung tinggi.
yeaah,,nice experience-lah di oka
kamar oka masih rapi |
biasanya oka tiap rumah sakit memiliki standar operasional yang sama |
ya begitulah tidak ada yang seram, cuma persepsi aja ya
ReplyDelete