Sunday, March 18, 2012

Sleep Paralysis

Pertama kali bangun tidur dengan perasaan was-was, palpitasi, keringet dingin waktu kelas 3 SMA. Ceritanya lagi tidur di kamar jam 9 malam, sendirian, lampu dimatikan. Rasanya saya benar-benar seperti diikat, mata saya sadar ingin bangun tapi seluruh tubuh saya terasa berat dan saya mencoba menggerakkan tangan dan kaki saya. Sungguh saya sadar pada waktu itu, tiba-tiba saya keringet dingin, ya Allah rasanya pada waktu itu saya takuut banget, jangan-jangan saya sedang sakaratul maut, pikiran-pikiran negatif itu bermunculan. Saya berada di fase perlawanan itu rasanya lamaa sekali, ingin bagun, ingin teriak, tapi benar-benar tidak ada yang dapat saya lakukan, leher saya berasa dicekik, suara saya mendadak hilang, saya hanya bisa berdoa dalam hati, membaca ayat kursi, asmaulhusna, pokoknya minta pertolongan Allah swt. Alhamdulillah, gak lama ibu saya masuk kamar untuk mengambil sesuatu. Ibu heran karena baru jam 9 saya sudah terlelap, langsung saya bangun, pindah kamar, pokoknya malem itu saya gak mau tidur sendiri, saya gak berani cerita ke siapa-siapa.

Hal itu terulang lagi waktu kuliah tingkat pertama, waktu itu saya ingat lagi capek berat, malam sebelumnya saya tidur jam 2, bangun jam 5 pagi, jadi berasa punya hutang tidur, sore itu sehabis isya saya langsung terlelap di tempat tidur kamar saya di asrama ui, lagi-lagi saya merasakan fenomena aneh itu, berasa ditindihin lagi, kali ini lebih parah, saya berasa gak bisa napas, bahkan ditambahin hal-hal mistis. Hehe,,mimpi juga kali yaa, ngeliat hal-hal aneh, langsung saya bangun, pindah ke kamar teman, saya numpang tidur di kamar teman, Setelah itu, saya memutuskan cerita ke teman-teman, dan saya baru tahu kalau itu fenomena rep-repan waah ternyata hal itu sering juga dialami oleh banyak orang dan selalu dihubung-hubungkan dengan fenomena mistis, yang katanya saya kalau tidur gak baca doa lah, kalau tidur mikirin yang aneh-aneh lah atau gak bersihin tempat tidur sebelum tidur karna syetan suka tempat yang kotor2, waduuh!!

Setelah dua kejadian aneh itu, saya jadi sering mengalami rep-repan, tapi saya jadi lebih terbiasa, malah saya lanjutin aja tidurnya, lama-lama capek juga, kok jadi semakin sering. Bahkan tingkat tiga kuliah saya bisa mengalami fenomena ketindihan itu 3 kali dalam sebulan. Ada apa ya, akhirnya saya googling aja, ternyata itu dinamakan sleep paralysis dalam dinia medis, karena saya calon ners, saya harus paham dengan fenomena ini kalau ada orang yang bertanya,,hehe

Ini saya copas dari web, agar kita ngerti tentang fenomena ketindihan dan mulai memperbaiki pola tidur kita

Menurut survey Gallup tahun 1992, hampir semua orang dewasa mengalami Sleep Paralysis, paling tidak dua tahun sekali. Jadi fenomena ini bukan sesuatu yang asing bagi manusia. Usaha untuk menelitinya telah berlangsung sejak tahun 1950an, namun baru benar-benar bisa dipahami ketika para peneliti mulai mengerti hubungan antara kondisi REM (Rapid eye movement) dengan mimpi.

Ketika kita tidur, kita akan memasuki beberapa tahapan tertentu. Memang ada banyak, namun kita hanya akan melihat dua tahapan besarnya, yaitu Non REM dan REM. Ketika kita tidur, 80 menit pertama, kita memasuki kondisi Non Rem, lalu diikuti 10 menit REM. Siklus 90 menit ini berulang sekitar 3 sampai 6 kali semalam. Selama Non REM, tubuh kita menghasilkan beberapa gerakan minor dan mata kita bergerak-gerak kecil.

Ketika kita masuk ke kondisi REM, detak jantung bertambah cepat, hembusan nafas menjadi cepat dan pendek dan mata kita bergerak dengan cepat (Rapid eye movement - REM). Dalam kondisi inilah mimpi kita tercipta dengan jelas dan kita bisa melihat objek-objek di dalam mimpi.

Dr.Max Hirshkowitz, direktur Sleep Disorders Center di Veterans Administration Medical Center di Houston mengatakan kalau Sleep Paralysis muncul ketika otak kita mengalami kondisi transisi antara tidur mimpi yang dalam (REM dreaming Sleep) dan kondisi sadar.

Selama REM dreaming sleep, otak kita mematikan fungsi gerak sebagian besar otot tubuh sehingga kita tidak bisa bergerak. Dengan kata lain, kita lumpuh sementara. Fenomena ini disebut REM Atonia.

"Kadang, otak kita tidak mengakhiri mimpi atau lumpuh kita dengan sempurna ketika terbangun. Ini bisa menjelaskan mengapa tubuh kita menjadi kaku."

Ketika kita berada pada 80 menit pertama waktu tidur kita memasuki tahap tidur paling ringan (kita masih setengah sadar), tahap tidur yang lebih dalam, tidur paling dalam dan tahap REM. Pada tahap inilah mimpi terjadi. Saat kondisi tubuh terlalu lelah atau kurang tidur, gelombang otak tidak mengikuti tahapan tidur yang seharusnya. Jadi, dari keadaan sadar (saat hendak tidur) ke tahap tidur paling ringan, lalu langsung melompat ke mimpi (REM).

Ketika otak mendadak terbangun dari tahap REM tapi tubuh belum, di sinilah sleep paralysis terjadi. Kita merasa sangat sadar, tapi tubuh tak bisa bergerak. Ditambah lagi adanya halusinasi muncul sosok lain yang sebenarnya ini merupakan ciri khas dari mimpi. Selain itu, sleep paralysis juga bisa disebabkan sesuatu yang tidak dapat dikontrol. Akibatnya, muncul stres dan terbawa ke dalam mimpi. Lingkungan kerja pun ikut berpengaruh. Misalnya, kita bekerja dalam shift sehingga kekurangan tidur atau memiliki pola tidur yang tidak teratur.

Meski biasa terjadi, gangguan tidur ini patut diwaspadai. Pasalnya, sleep paralysis bisa juga merupakan pertanda narcolepsy (serangan tidur mendadak tanpa tanda-tanda mengantuk), sleep apnea (mendengkur), kecemasan, atau depresi. Jika kita sering mengalami gangguan tidur ini, sebaiknya buat catatan mengenai pola tidur selama beberapa minggu. Ini akan membantu kita mengetahui penyebabnya. Lalu, atasi dengan menghindari pemicu. Bila tindihan diakibatkan terlalu lelah, coba lebih banyak beristirahat.

Kurang tidur pun tidak boleh dianggap remeh. Jika sudah menimbulkan sleep paralysis, kondisinya berarti sudah berat. Segera evaluasi diri dan cukupi kebutuhan tidur. Usahakan tidur 8-10 jam pada jam yang sama setiap malam.

Perlu diketahui juga, sleep paralysis umumnya terjadi pada orang yang tidur dalam posisi telentang (wajah menghadap ke atas dan hampir nyenyak atau dalam keadaan hampir terjaga dari tidur). Itu sebabnya, kita perlu sering mengubah posisi tidur untuk mengurangi risiko terserang gangguan tidur ini.

Nah, inilah sedikit penjelasan tentang sleep paralysis yang akhirnya membuat saya tidak takut lagi kalau tidur sendiri, setelah dianalisis, saya mengalami sleep paralysis ketika saya memang kurang tidur, lalu tidur sambil memikirkan hal-hal yang saya alami seharian tadi plus bebagai macam pikiran dan rencana yang akan saya lakukan setelah bangun tidur, tidur telentang dengan posisi salah dan saya tidur di luar jam tidur saya, entah terlalu malam diatas jam 2 pagi atau terlalu sore di bawah jam 9 mlm,,
Yap, dan cara paling mudah menghindari sleep paralysis adalah dengan me-rileks kan otot-otot kepala dari pikiran-pikiran yang bikin kita stres, atur posisi dengan miring ke kanan, baca doa,  minum susu coklat hangat sebelum bobo. Insya Allah, bangun langsung segar

cheers Eka_echizen..

VN:F [1.9.13_1145]


No comments:

Post a Comment