Wednesday, June 22, 2016

Nikmat Yang Terlupakan

     Pukul 21.00 WIB, tang ting tang ting,, itu suara ringtone notifikasi dari grup tempat kerja saya. Ruang Mawar, ruangan yang terdiri dari 1 orang dokter umum, 1 orang perawat sebagai kepala ruangan, 2 orang ketua tim dan 7 orang perawat pelaksana. Saya masih bocah kalau dibandingkan senior-senior saya, otomatis saya masih di level perawat pelaksana alias Associate Nurse. 

    Rupanya notifikasi itu bukanlah hal yang menyenangkan, kupikir isinya tentang pemberitahuan adanya uamg makan yang masuk rekening atau jaspel 13 atau gaji 13, 14. Biasalah mayoritas isinya ibu-ibu muda nan kece, jadi soal duit harus jadi yang ter- update
 
----Teman- teman mohon bacakan surat Al Fatihah untuk suaminya Teh Nia, tadi kecelakaan. Saat ini ada di RSUD kabupaten tapi full, rencana mau ke RSU kota. Kesadarannya sopor katanya.---

Jlebb!! berasa ada yang tergores di hati, dan cairan bening agak menumpuk di ujung kornea mata. Refleks langsung mengucap Innalilahi wa inna ilaihi rojiun . Sebenarnya saya tidak terlalu akrab dengan suaminya teh Nia. Yang saya ingat, beliau sering sekali datang ke ruangan untuk antar jemput isteri tercintanya itu. Sosknya yang kalem dan berwibawa, tidak terlalu banyak bicara tapi terlihat tegas dan bertanggung jawab. Nah, Teh Nia itu adalah perawat senior di ruangan saya, walaupun sejak beberapa bulan yang lalu dia sudah dipindahkan ke kelas VIP. Beberapa kali Teh Nia mengajari saya cara berhadapan dengan pasien, keluarga pasien yang terkadang menyebalkan, sampai menghadapi para dokter spesialis yang berbeda karakternya. Suaminya itu ternyata lulusan FT UI juga, dan ketika saya main ke rumahnya, keluarga Teh Nia termasuk suaminya itu menyambut saya dengan sangat sangat menyenangkan. Makanya ketika saya mendengar kabar tersebut rasanya ada perasaan gelisah yang saya rasakan juga.

     Keesokan harinya, saya beserta teman-teman satu ruangan pergi menjenguk suaminya Teh Nia, post kraniotomi alias paska operasi kepala. Yap, kecelakaan lalu lintas, pengendara motor dengan kecepatan tinggi, menabrak sesuatu, helmnya terlempar, kepala terbentur aspal. Sudah pasti anggota tubuh yang mengalami cidera adalah kepala. CKB alias cedera kepala berat, dengan perdarahan tertentu. Operasi oleh spesialis bedah saraf selama 3 jam, masuk perawatan intensif (ICU) dengan pemasangan ventilator. Ya Allah, kasus yang selama ini hanya dipelajari, dilihat dari pasien, harus dialami oleh keluarga kawan dekat satu ruangan. 
Saya datang menyalami Teh Nia, memeluk dan mencoba memberi dukungan sebesar-besarnya. Saya merasakan betul beratnya beban Teh Nia, dia coba memberi rangsangan dan memanggil suaminya itu "ayah, ayah, bangun ayah, bunda disini"


Haduh Gusti Allah, saya memang bukan siapa-siapa Teh Nia, tapi melalui kejadian ini sebenarnya Allah sedang berusaha mengingatkan saya tentang wajibnya bersyukur. Apa jadinya jika itu terjadi pada diri saya atau keluarga saya. Kenapa selama ini saya masih menyepelekan urusan syukur dan mensyukuri? kalau hati terasa beban dan agak nyesek karna hal sepele. Apa salahnya kita melihat dua nikmat ini, dua nikmat yang jarang disadari, jarang diperhatikan dan itu dianggap biasa
. Ketika dua nikmat ini dicabut oleh Pemiliknya, baru kita sadari betapa nikmat ini luar biasa mahalnya
Dua hal itu adalah Nikmat Sehat dan Waktu Longgar


Alhamdulillahirobbil alaminn
Ya Allah hanya Engkau pemilik seluruh kebenaran, dan kami manusia hanya tempat salah dan lupa
Berikan kesembuhan bagi hamba MU yang sedang diuji dengan sakitnya.


#RamadhanHariKe17 #nersEka

No comments:

Post a Comment