-Sabar ya Eka...Rizki sdh ad yg
mengatur-.. Saya baca pesan singkat, dari teman seperjuangan
saya di profesi KGD asal Jawa Timur, Suci namanya
Sepertinya
ia membaca status Fb saya terbaru tentang keikhlasan yang diuji. Saya tersenyum
meringis, rasanya wajah saya tanpa ekspresi. Saya kembali melamun, tatapan mata
saya kosong. Sementara jalan margonda panas terus membakar kulit wajah saya.
Entah bagaimana jika kiamat nanti, ketika matahari jaraknya hanya sejengkal
dari atas kepala. Tapi saya tidak peduli dengan panas tersebut, saya kembali
melamun. Mood saya sudah musnah untuk melakukan apapun, melihat hasil
pengumuman hari ini, tanggal 1 yang saya nanti sejak dua puluh hari yang lalu.
Penantian yang sia-sia, begitulah pikir saya hari ini.
Saya
tidak sadar, ada sesuatu yang hangat menggenang di sana, hampir tumpah ke wajah
terbakar saya. Ya Tuhan, sebegitu mudah kepercayaan diri yang mati-matian saya
bangun kembali runtuh hanya dengan sentilan halus MU. Saya merenung. “Are You Ok, Eka??” Kali ini teman satu
kamar saya, Zuniatmi, baik hati menanyakan, ia sudah tahu pikiran saya sudah
tidak ditempatnya lagi. Bahagianya ia, ia berhasil lulus dan kurang dari tiga
bulan lagi akan ditempatkan di sana, di daerah perbatasan Indonesia. Hmm,,saya
tidak iri, saya sebenarnya ingin berjuang bersama dia, si Tangguh dari
Kebumen,,^^ Tapi apa daya, jalan saya bukan di sini. “ Inget Eka, apapun yang terjadi, kamu sudah menjadi Pencerah Nusantara” .
Sepertinya dia tak punya cara lagi untuk menghibur saya.
“Eka, jangan sedih, mungkin dia
bukan jodohmu” Saya baca
juga pesan singkat dari Tina, tetangga kos saya. Yaah, saat-saat seperti ini saya memang butuh
sendiri, merenung dan membangun kembali sisa-sisa keberuntungan dan kepercayaan
diri saya. Maka sore itu saya memutuskan untuk pulang, menyongsong senja di
Tangerang, maaf saya membatalkan acara buka bersama angkatan hari ini.
Bus
yang membawa saya ke Tangerang melaju dengan kecepatan sedang, berhubung situasi jalanan yang padat merayap sepanjang
jalan tol Simatupang-BSD-Tangerang. Teman saya, Rina terus bercerita tentang apapun, alhamdulillah jadi
tidak terlalu sepi. Sementara saya terus memandang ke arah luar jendela, saya
tidak bercerita, saya sudah tidak punya kekuatan untuk menyebut program ini.
Saat seperti ini, saya merasa rendah diri, sangaaaat. Rasanya,....entahlah!!!
sulit dideskripsikan, hanya orang-orang yang pernah mengalami penolakan yang
dapat merasakannya. Dan saya termasuk orang yang jarang mengalami penolakan,
tapi sekalinya mengalami, berat mengikhlaskannya.
Saya
melirik layar Hp, ada satu pesan singkat di sana, malas saya buka, yang
terbayang adalah deretan nama peserta yang lolos tahap dua tanpa ada nama saya.
Waah. luar biasa menyakitkan, seperti yang pernah saya alami saat saya ditolak
pihak Karya Salemba Empat di tahun 2009 lalu.
Manusia kadang befikir bahwa
dunia ini sudah berakhir karena ketidakberuntungannya, tapi yakinlah Allah
sudah mempersiapkan kejutan untukmu. Merengkuh nikmat di saat tepat.— Sms yang
indah, dari Rijal, teman saya juga di KSE,hmm betul sekali, saya hanya sedang
tidak beruntung, bukan karena saya bodoh, minimal saya sudah mencoba, soal
hasil hanya Allah sebagai pencipta saya, yang lebih tahu tentang hal terbaik
untuk ciptaanNYA.
Setelah
menenangkan diri dengan tarawih dan membaca surat cintaNYA dalam AlQuranul
Karim, saya beristirahat, kembali masih ada sedikit ketidakrelaan, kok bisa?
masih ada kata Andai saja waktu tes itu saya mati-matian mempertahankan
pendapat saya, sepertinya saya bisa lolos, aah kalau itu saja saya tidak lolos,
rumah sakit mana yang mau menerima perawat seperti saya? Huff, jadi ingat ujian
profesi KMB waktu itu saya tidak lulus dan harus remedial, pantas saja tes
tahap dua ini juga tidak lulus.
“Enggak Eka, kamu tuh hebat. Aku aja gak
ngerti kenapa kamu gak masuk. Kamu gak boleh ngomong gitu. Semua terjadi
berdasarkan pikiran kita, kamu gak boleh terlalu khawatir tentang sesuatu atau
pesimis, yang udah ya udah, sekarang kamu harus yakin bahwa di depan itu kamu
disiapkan yang lebih baik sama Allah. Kamu berharap dengan sangat tapi Allah
lebih tahu yang baik buat kamu, tinggal tunggu waktu aja kamu dapat hikmah dari
ini semua,” Akhirnya, nasehat penutup saya dapatkan dari Alvinda, teman
seperjuangan saya selama di profesi komunitas dan KMB. Saya hanya mengangguk dan mengiyakan, kali ini tidak dengan
tatapan mata kosong.
Alhamdulillah
ya Allah, syukur tiada tara untuk keputusan MU, terima kasih atas karuniaMu.
Saya sudah berusaha, berdoa dengan spesifik tanpa basa-basi, saya minta agar
lulus program ini, karena saya yakin jalan ini terbaik untuk karir saya ke
depan, tapi sekali lagi Allah sangat baik hati memberikan keputusan terbaik
untuk hambaNYA yang sok tahu padahal sesungguhnya ia sangat bodoh. Saya diingatkan untuk fokus kembali ke tujuan
awal saya. Mempersiapkan diri untuk RN, ya betul, saya tetap bisa menjadi
Pencerah Nusantara walaupun bukan di daerah yang jauh. Saya punya misi
mewujudkan MDGs di daerah tempat tinggal saya sendiri.
Baiklah
kawan-kawan, terima kasih atas semangat yang tetap kalian berikan, selamat atas
kelulusan kalian, selamat berjuang memperbaiki citra profesi perawat dimanapun
kalian berada. Insya Allah kita akan kembali bertemu di puncak kesuksesan. Yap,
sukses mewujudkan Indonesia Sehat..
Hidup Perawat Indonesia!!! ^_^
cheers_Ns.Eka_ 01082012
No comments:
Post a Comment