Thursday, August 2, 2012

Pencerah Nusantara...part 2 (bukan berarti langkah terhenti di sini)

Keep Fight!!! I’m Great Ners
-Sabar ya Eka...Rizki sdh ad yg mengatur-.. Saya baca pesan singkat, dari teman seperjuangan saya di profesi KGD asal Jawa Timur, Suci namanya

Sepertinya ia membaca status Fb saya terbaru tentang keikhlasan yang diuji. Saya tersenyum meringis, rasanya wajah saya tanpa ekspresi. Saya kembali melamun, tatapan mata saya kosong. Sementara jalan margonda panas terus membakar kulit wajah saya. Entah bagaimana jika kiamat nanti, ketika matahari jaraknya hanya sejengkal dari atas kepala. Tapi saya tidak peduli dengan panas tersebut, saya kembali melamun. Mood saya sudah musnah untuk melakukan apapun, melihat hasil pengumuman hari ini, tanggal 1 yang saya nanti sejak dua puluh hari yang lalu. Penantian yang sia-sia, begitulah pikir saya hari ini.

Saya tidak sadar, ada sesuatu yang hangat menggenang di sana, hampir tumpah ke wajah terbakar saya. Ya Tuhan, sebegitu mudah kepercayaan diri yang mati-matian saya bangun kembali runtuh hanya dengan sentilan halus MU. Saya merenung. “Are You Ok, Eka??” Kali ini teman satu kamar saya, Zuniatmi, baik hati menanyakan, ia sudah tahu pikiran saya sudah tidak ditempatnya lagi. Bahagianya ia, ia berhasil lulus dan kurang dari tiga bulan lagi akan ditempatkan di sana, di daerah perbatasan Indonesia. Hmm,,saya tidak iri, saya sebenarnya ingin berjuang bersama dia, si Tangguh dari Kebumen,,^^ Tapi apa daya, jalan saya bukan di sini. “ Inget Eka, apapun yang terjadi, kamu sudah menjadi Pencerah Nusantara” . Sepertinya dia tak punya cara lagi untuk menghibur saya.

“Eka, jangan sedih, mungkin dia bukan jodohmu”  Saya baca juga pesan singkat dari Tina, tetangga kos saya.  Yaah, saat-saat seperti ini saya memang butuh sendiri, merenung dan membangun kembali sisa-sisa keberuntungan dan kepercayaan diri saya. Maka sore itu saya memutuskan untuk pulang, menyongsong senja di Tangerang, maaf saya membatalkan acara buka bersama angkatan hari ini.

Bus yang membawa saya ke Tangerang melaju dengan kecepatan sedang, berhubung  situasi jalanan yang padat merayap sepanjang jalan tol Simatupang-BSD-Tangerang. Teman saya, Rina terus  bercerita tentang apapun, alhamdulillah jadi tidak terlalu sepi. Sementara saya terus memandang ke arah luar jendela, saya tidak bercerita, saya sudah tidak punya kekuatan untuk menyebut program ini. Saat seperti ini, saya merasa rendah diri, sangaaaat. Rasanya,....entahlah!!! sulit dideskripsikan, hanya orang-orang yang pernah mengalami penolakan yang dapat merasakannya. Dan saya termasuk orang yang jarang mengalami penolakan, tapi sekalinya mengalami, berat mengikhlaskannya.

Saya melirik layar Hp, ada satu pesan singkat di sana, malas saya buka, yang terbayang adalah deretan nama peserta yang lolos tahap dua tanpa ada nama saya. Waah. luar biasa menyakitkan, seperti yang pernah saya alami saat saya ditolak pihak Karya Salemba Empat di tahun 2009 lalu.
 Manusia kadang befikir bahwa dunia ini sudah berakhir karena ketidakberuntungannya, tapi yakinlah Allah sudah mempersiapkan kejutan untukmu. Merengkuh nikmat di saat tepat.— Sms yang indah, dari Rijal, teman saya juga di KSE,hmm betul sekali, saya hanya sedang tidak beruntung, bukan karena saya bodoh, minimal saya sudah mencoba, soal hasil hanya Allah sebagai pencipta saya, yang lebih tahu tentang hal terbaik untuk ciptaanNYA.

Setelah menenangkan diri dengan tarawih dan membaca surat cintaNYA dalam AlQuranul Karim, saya beristirahat, kembali masih ada sedikit ketidakrelaan, kok bisa? masih ada kata Andai saja waktu tes itu saya mati-matian mempertahankan pendapat saya, sepertinya saya bisa lolos, aah kalau itu saja saya tidak lolos, rumah sakit mana yang mau menerima perawat seperti saya? Huff, jadi ingat ujian profesi KMB waktu itu saya tidak lulus dan harus remedial, pantas saja tes tahap dua ini juga tidak lulus.
 “Enggak Eka, kamu tuh hebat. Aku aja gak ngerti kenapa kamu gak masuk. Kamu gak boleh ngomong gitu. Semua terjadi berdasarkan pikiran kita, kamu gak boleh terlalu khawatir tentang sesuatu atau pesimis, yang udah ya udah, sekarang kamu harus yakin bahwa di depan itu kamu disiapkan yang lebih baik sama Allah. Kamu berharap dengan sangat tapi Allah lebih tahu yang baik buat kamu, tinggal tunggu waktu aja kamu dapat hikmah dari ini semua,” Akhirnya, nasehat penutup saya dapatkan dari Alvinda, teman seperjuangan saya selama di profesi komunitas dan KMB. Saya hanya mengangguk dan mengiyakan, kali ini tidak dengan tatapan mata kosong.

Alhamdulillah ya Allah, syukur tiada tara untuk keputusan MU, terima kasih atas karuniaMu. Saya sudah berusaha, berdoa dengan spesifik tanpa basa-basi, saya minta agar lulus program ini, karena saya yakin jalan ini terbaik untuk karir saya ke depan, tapi sekali lagi Allah sangat baik hati memberikan keputusan terbaik untuk hambaNYA yang sok tahu padahal sesungguhnya ia sangat bodoh.  Saya diingatkan untuk fokus kembali ke tujuan awal saya. Mempersiapkan diri untuk RN, ya betul, saya tetap bisa menjadi Pencerah Nusantara walaupun bukan di daerah yang jauh. Saya punya misi mewujudkan MDGs di daerah tempat tinggal saya sendiri.

Baiklah kawan-kawan, terima kasih atas semangat yang tetap kalian berikan, selamat atas kelulusan kalian, selamat berjuang memperbaiki citra profesi perawat dimanapun kalian berada. Insya Allah kita akan kembali bertemu di puncak kesuksesan. Yap, sukses mewujudkan Indonesia Sehat..

Hidup Perawat Indonesia!!! ^_^

cheers_Ns.Eka_ 01082012

No comments:

Post a Comment