Hariku
penuh senyum, lidahku kering oleh nyanyian cinta
Payah,
kenapa aku jatuh cinta sekarang?
Bukankah
seharusnya nanti saja, ketika telah halal bagiku untuk mencium punggung
tangannya…
Tersandung
duka bunda, aku memeluk apa. Aku mereguk apa
Desahku
hanya daun-daun yang luruh jatuh. Marahku terbentur pada tulus yang ingin
kubendung dengan bola lampu yang terang. Aku ingin nyalakan lampu itu di hatiku yang kini terketuk bencana. Aku
ingin senandungku ini tak lain karena memelukNYA nanti di sana. Biar aku
mereguk nikmat terpetik dari duri yang dibaliknya ada sepenuh pahala. Pahala
yang berlebih kadarnya agar terkatup jua dosaku.
Ya
Allah Yang Maha Membolak-balikkan hati, saya selalu mengira saya sanggup
mengakarkan ghaudul bashor di mata, hati dan pikiran saya. Tapi sejenak saya
berpaling karena bisikan neraka. Saya sekaligus terjerat di jaring yang bernama
ketidakberdayaan. Lalu saya mulai mempercayakan ketidakberdayaan itu untuk
merusak benteng iman saya:bahwa kekasih saya hanya Allah saja
Sekarang
entah, saya tahu bahwa cinta kepada makhluk dengan cara seperti ini adalah
kehinaan, tapi sekaligus saya hampir mati saat menolak untuk mengakuinya
Azzura Dayana
No comments:
Post a Comment