Mencintaimu dengan diam. Begitulah
catatan yang ingin aku tulis, untuk mengabadikan sejarah yang pernah ada
dalam kehidupanku. Aku dan kamu, begitu indahnya dalam mengarungi
proses cinta ini. Mungkin, inilah yang dinamakan cinta. Ternyata, autad
juga pernah jatuh cinta, failing love kalau dalam bahasa inggrisnya.
Mencintaimu dengan diam. Baru separuh
perjalanan ini aku mengenalmu, sosokmu, yang begitu sempurna tapi juga
ada ketidak sempurnaanmu. Kurang lebih selama 4,5 tahun ini namaku
mengenal namamu. Selama itu pula aku belajar banyak tentangmu, terlebih
tentang wanita. Kau mungkin diantara perempuan yang pernah ada Dalia
kehidupanku. Aku sangat bersyukur atas kenikmatan dan rahmat dari Tuhan
atas rasa ini.
Mencintaimu dengan diam. Iya, itulah gaya
khas cinta yang pernah kita mainkan. Bila banyak kalangan remaja yang
tengah jatuh cinta, begitu mudahnya mereka berjabat tangan. Berboncengan
kesana kemari. Tetapi, Alhamdulillah, selama ini, kita tidak. Aku
menyadari itu, karena seorang pecinta tidak mungkin menodai kesucian
dari yang dicinta.
Mencintaimu dengan diam. Dalam ingatan
tajamku. Perkenalan kita berawal dari slentingan yang bukan sekedar
slentingan. Kala itu di bibir pantai, bercengkrama dua orang tua dan
disamping itu ada sosok kamu. Kau begitu menikmati obrolan di kala itu,
hingga ada sebuah lontaran namaku disana. Akhirnya kau mencari-cari nama
itu. Dan dengan kesungguhanmu, bertemulah kau dengan nama itu. Autad.
Mencintaimu dengan diam. Lontaran sms
berjalan begitu apa adanya, obrolan-telepon juga selalu menukik di
telinga, berjam-berjam, tanpa kita sadar bahwa sudah menjelang fajar.
Berawal dari itulah perasaan kita mengalir begitu apa adanya, tidak
seorang pun tahu tentang keadaan perasaan yang ada. Tetapi, cukup kita
dan Tuhan yang mengetahuinya. Karena perasaan cinta bukanlah hanya
diungkapkan , tetapi cinta adalah
cinta. Aku tidak bisa menjabarkan
lebih.. makna cinta yang sebenarnya cinta adalah antara aku dan kamu.
Mencintaimu dengan diam. Begitulah tema yang
selalu kita usung. Walaupun kita selalu bercengkrama, bersenda gurau,
berkeluh kesah, tapi kita masih ingat, ada jarak yang tidak boleh kita
langgar. Kita masih ingat adanya norma dan hukum-hukum dari Tuhan.
Walaupun kita sudah kenal dekat, akrab; layaknya kakak adik, atau bahkan
melebihi dari hubungan kakak adik itu sendiri. Kita masih meyakini
adanya hukuman dan pembalasan dari setiap amal yang kita kerjakan.
Mencintaimu dengan diam. Cerita kita bukan
bahagia terus-menerus. Karena roda kehidupan pasti terus berputar.
Kadang sedih, kadang bahagia, kadang suka, dan kadang duka. Itulah yang
menjadikan cinta dan cerita kita begitu indah dan mesra. Mungkin, dalam
pandangan orang, bukan kita, ia akan bingung menafsirkan kedekatan kita.
Sewaktu kita saling berdiam dan berjarak. Justru itulah adanya
kehadiran kamu dan aku di hati kita masing-masing. Kau begitu terekam
jelas disetiap gerik-gerakku. Makan, belajar, tidur. Semua tentang—mu
dan aku—tidak bisa hilang. Kau dan aku akan selalu gelisah apabila tidak
mendapat kabar dariku. Begitulah kisah cinta kita.
Mencintaimu dengan diam. Aku tidak tahu
menahu bagaimana cerita ini bisa terjadi, perasaan ini bisa terbingkai
dengan indah. Kita hanya lewati kisah perjalanan kehidupan ini. Kita
nikmati di tiap episode dan bagan yang terjadi dari alur cerita
kehidupan ini. Cinta adalah cinta. Tidak ada yang namanya cinta
kadaluarsa. Semua, apabila tentang cinta, akan terus mengabadi diantara
jiwa-jiwa yang suci. Cinta tidak bisa dipisahkan dengan ruang, waktu,
dan bahkan jarak sekalipun. Semuanya bisa ditempuh. Jadi, tidak ada yang
tidak mungkin dalam cinta.
Mencintaimu dalam diam. Kenapa bisa grogi
apabila berhadapan dengan mu, tidak layaknya orang-orang atau wanita
lain yang memang—menurut banyak orang—berparas cantik, anggun, dan
memesona. Begitulah yang terjadi diantara perasaan kita. Kita tidak bisa
bohong dengan perasaan itu. Entahlah. Semuanya sudah ada yang mengatur,
kita cuma berusaha saja untuk menjadikan perasaan ini indah dan terus
mengabadi.
Mencintaimu dengan diam. Hal inilah yang
mungkin butuh kita pelajari. Mencintai tidaklah harus memliki. Itulah
kualitas cinta tingkat tinggi. Kita baru belajar itu. Cinta tidak harus
kita ikat dengan janji suci, tali pernikahan. Bila kita masih memandang
begitu. Berarti kita masih dangkal dalam merefleksikan arti dan makna
cinta. Cinta kita lebih dari itu. Jangan berpikir, mencintai dan
menyangi itu harus kita ikat. Bahkan,. Kalau tidak di ikatpun kita masih
saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi. Itulah cinta yang
sebenaarnya.
Mencintaimu dengan diam. Ibarat kakak-adik
yang sudah ada ikatan bathin. Itulah cinta. Perasaanmu adalah perasaan
ku, kesedihanmu juga kesedihanku. Kebahagiaanmu adalah kebahagiaanku.
Tapi itu hanya terjadi didalam lautan hati kita. Dan juga kadang, tidak
semestinya begitu. Kamu juga bisa sedih, di satu sisi aku bahagia.
Begitu juga sebaliknya. Karena kitalah yang mengahadapi kehidupan ini.
Tergantung seberapa besarkan power pertahanan kehidupan kita.
Tapi, yang pasti, jika aku tiba-tiba berfikir tentang kamu, mengapa
secara tidak langsung, hal itu juga terjadi denganmu. Aku tak tahu.
Begitulah istimewanya Tuhan dalam menciptakan cinta. Misteri.
Mencintaimu dalam diam. Tentunya, kita masih
saling sama-sama belajar. Belajar tentang arti kehidupan, belajar
tentang arti persaudaraan, dan belajar bagaimana menghadapi beragam
masalah yang selalu terjadi dalam kehidupan ini. Kita tidak boleh
menyerah. Kita harus semangat. Kita harus bisa mewujudkan cita-cita.
Terlebih bisa membahagiakan kedua orang tua. Jangan sampai prestasi kita
anjlok gara-gara hal sepele yang kita bisa mengatasinya dengan mudah.
Mencintaimu dengan diam. Demikianlah
sepenggal kisah cinta kita. Mencintaimu dengan diam. Kita tidak pernah
lupa antara tata dan tita. Semua terukir dengan indah. Semoga Tuhan
meridhoi disetiap langkah-langkah kita untuk bisa menjadi khalifah fil ardh di bumi-Nya yang penuh dengan cinta. Mencintaimu dengan diam.
dikutip dari kompas dgn pengarang asli:
Dedicated to; tata-tita. [Permata puri, Semarang 22-02-2012]
No comments:
Post a Comment