Thursday, June 14, 2012

Mencintaimu dalam Diam

Mencintaimu dengan diam. Begitulah catatan yang ingin aku tulis, untuk mengabadikan sejarah yang pernah ada dalam kehidupanku. Aku dan kamu, begitu indahnya dalam mengarungi proses cinta ini. Mungkin, inilah yang dinamakan cinta. Ternyata, autad juga pernah jatuh cinta, failing love kalau dalam bahasa inggrisnya.

Mencintaimu dengan diam. Baru separuh perjalanan ini aku mengenalmu, sosokmu, yang begitu sempurna tapi juga ada ketidak sempurnaanmu. Kurang lebih selama 4,5 tahun ini namaku mengenal namamu. Selama itu pula aku belajar banyak tentangmu, terlebih tentang wanita. Kau mungkin diantara perempuan yang pernah ada Dalia kehidupanku. Aku sangat bersyukur atas kenikmatan dan rahmat dari Tuhan atas rasa ini. 

Mencintaimu dengan diam. Iya, itulah gaya khas cinta yang pernah kita mainkan. Bila banyak kalangan remaja yang tengah jatuh cinta, begitu mudahnya mereka berjabat tangan. Berboncengan kesana kemari. Tetapi, Alhamdulillah, selama ini, kita tidak. Aku menyadari itu, karena seorang pecinta tidak mungkin menodai kesucian dari yang dicinta. 

Mencintaimu dengan diam. Dalam ingatan tajamku. Perkenalan kita berawal dari slentingan yang bukan sekedar slentingan. Kala itu di bibir pantai, bercengkrama dua orang tua dan disamping itu ada sosok kamu. Kau begitu menikmati obrolan di kala itu, hingga ada sebuah lontaran namaku disana. Akhirnya kau mencari-cari nama itu. Dan dengan kesungguhanmu, bertemulah kau dengan nama itu. Autad.
Mencintaimu dengan diam. Lontaran sms berjalan begitu apa adanya, obrolan-telepon juga selalu menukik di telinga, berjam-berjam, tanpa kita sadar bahwa sudah menjelang fajar. Berawal dari itulah perasaan kita mengalir begitu apa adanya, tidak seorang pun tahu tentang keadaan perasaan yang ada. Tetapi, cukup kita dan Tuhan yang mengetahuinya. Karena perasaan cinta bukanlah hanya diungkapkan , tetapi cinta adalah  
cinta. Aku tidak bisa menjabarkan lebih.. makna cinta yang sebenarnya cinta adalah antara aku dan kamu.
 
Mencintaimu dengan diam. Begitulah tema yang selalu kita usung. Walaupun kita selalu bercengkrama, bersenda gurau, berkeluh kesah, tapi kita masih ingat, ada jarak yang tidak boleh kita langgar. Kita masih ingat adanya norma dan hukum-hukum dari Tuhan. Walaupun kita sudah kenal dekat, akrab; layaknya kakak adik, atau bahkan melebihi dari hubungan kakak adik itu sendiri. Kita masih meyakini adanya hukuman dan pembalasan dari setiap amal yang kita kerjakan.
 
Mencintaimu dengan diam. Cerita kita bukan bahagia terus-menerus. Karena roda kehidupan pasti terus berputar. Kadang sedih, kadang bahagia, kadang suka, dan kadang duka. Itulah yang menjadikan cinta dan cerita kita begitu indah dan mesra. Mungkin, dalam pandangan orang, bukan kita, ia akan bingung menafsirkan kedekatan kita. Sewaktu kita saling berdiam dan berjarak. Justru itulah adanya kehadiran kamu dan aku di hati kita masing-masing. Kau begitu terekam jelas disetiap gerik-gerakku. Makan, belajar, tidur. Semua tentang—mu dan aku—tidak bisa hilang. Kau dan aku akan selalu gelisah apabila tidak mendapat kabar dariku. Begitulah kisah cinta kita.
 
Mencintaimu dengan diam. Aku tidak tahu menahu bagaimana cerita ini bisa terjadi, perasaan ini bisa terbingkai dengan indah. Kita hanya lewati kisah perjalanan kehidupan ini. Kita nikmati di tiap episode dan bagan yang terjadi dari alur cerita kehidupan ini. Cinta adalah cinta. Tidak ada yang namanya cinta kadaluarsa. Semua, apabila tentang cinta, akan terus mengabadi diantara jiwa-jiwa yang suci. Cinta tidak bisa dipisahkan dengan ruang, waktu, dan bahkan jarak sekalipun. Semuanya bisa ditempuh. Jadi, tidak ada yang tidak mungkin dalam cinta.
 
Mencintaimu dalam diam. Kenapa bisa grogi apabila berhadapan dengan mu, tidak layaknya orang-orang atau wanita lain yang memang—menurut banyak orang—berparas cantik, anggun, dan memesona. Begitulah yang terjadi diantara perasaan kita. Kita tidak bisa bohong dengan perasaan itu. Entahlah. Semuanya sudah ada yang mengatur, kita cuma berusaha saja untuk menjadikan perasaan ini indah dan terus mengabadi.
 
Mencintaimu dengan diam. Hal inilah yang mungkin butuh kita pelajari. Mencintai tidaklah harus memliki. Itulah kualitas cinta tingkat tinggi. Kita baru belajar itu. Cinta tidak harus kita ikat dengan janji suci, tali pernikahan. Bila kita masih memandang begitu. Berarti kita masih dangkal dalam merefleksikan arti dan makna cinta. Cinta kita lebih dari itu. Jangan berpikir, mencintai dan menyangi itu harus kita ikat. Bahkan,. Kalau tidak di ikatpun kita masih saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi. Itulah cinta yang sebenaarnya.
 
Mencintaimu dengan diam. Ibarat kakak-adik yang sudah ada ikatan bathin. Itulah cinta. Perasaanmu adalah perasaan ku, kesedihanmu juga kesedihanku. Kebahagiaanmu adalah kebahagiaanku. Tapi itu hanya terjadi didalam lautan hati kita. Dan juga kadang, tidak semestinya begitu. Kamu juga bisa sedih, di satu sisi aku bahagia. Begitu juga sebaliknya. Karena kitalah yang mengahadapi kehidupan ini. Tergantung seberapa besarkan power pertahanan kehidupan kita.  Tapi, yang pasti, jika aku tiba-tiba berfikir tentang kamu, mengapa secara tidak langsung, hal itu juga terjadi denganmu. Aku tak tahu. Begitulah istimewanya Tuhan dalam menciptakan cinta. Misteri.
 
Mencintaimu dalam diam. Tentunya, kita masih saling sama-sama belajar. Belajar tentang arti kehidupan, belajar tentang arti persaudaraan, dan belajar bagaimana menghadapi beragam masalah yang selalu terjadi dalam kehidupan ini. Kita tidak boleh menyerah. Kita harus semangat. Kita harus bisa mewujudkan cita-cita. Terlebih bisa membahagiakan kedua orang tua. Jangan sampai prestasi kita anjlok gara-gara hal sepele yang kita bisa mengatasinya dengan mudah.
 
Mencintaimu dengan diam. Demikianlah sepenggal kisah cinta kita. Mencintaimu dengan diam. Kita tidak pernah lupa antara tata dan tita. Semua terukir dengan indah. Semoga Tuhan meridhoi disetiap langkah-langkah kita untuk bisa menjadi khalifah fil ardh di bumi-Nya yang penuh dengan cinta. Mencintaimu dengan diam. 


dikutip dari kompas dgn pengarang asli:
Dedicated to; tata-tita. [Permata puri, Semarang  22-02-2012]

No comments:

Post a Comment