Judul itu sepertinya tepat mendeskripsikan karakteristik yang harus dimiliki ketika berada di ruang anak
tau kenapa?,,pendekatan ke anak kecil itu lebih susaaah daripada ke orang dewasa atau ke cowok ganteng buat para cewek atau pedekate ke cewek cantik buat para cowok,,*gubrak
saat pertama ingin melakukan tindakan keperawatan kepada anak-anak, hal pertama yang kita perhatikan adalah berapa usia anak tersebut, apa tugas tumbuh kembang yang sedang dijalankan oleh mereka, bagaimana komunikasi yang tepat untuk menjelaskan alias bahasa yang mudah dipahami oleh mereka, bagaimana memperoleh kepercayaan dari anak tersebut plus gak boleh bikin takut
Jadi sebelum saya berkisah tentang bagaimana serunya stase anak yang saya jalani selama 6 minggu, saya akan bercerita tentang hal-hal yang mungkin harus dipersiapkan oleh pribadi seorang perawat sebelum bertemu pasien/klien atau saat pra interaksi
Pertama, biasakan berbicara halus, ada ekspresi yang sesuai dengan kata-kata yang diucapkan..Misal, ketika akan memberi obat via bolus, izin dulu dengan keluarganya secara halus, jelaskan obat apa, harus dimasukkan berapa kali dalam sehari (dosis), efek ke anaknya bagaimana, naah semuanya dijelaskan dengan ekspresi meyakinkan,, jangan ragu-ragu atau terlihat bingung,,
contohnya di pasien hidrosefalus, tiap 8 jam harus diberi injeksi furosemid 2x 10 mg/hari: ibu/bapak, tiap 2 kali sehari jam 8 pagi dan jam 8 mlm anak A diberi obat namanya furosemid fungsinya untuk mengeluarkan kelebihan cairan dari tubuh an.A, kan an.A sekarang cairan di kepalanya udah dialirkan ke rongga perut, jadi obat ini bisa membantu membuang cairan tersebut, efeknya an.A akan banyak BAK, tapi itu justru bagus artinya obatnya bekerja dengan baik
Kedua, setelah bicara dengan lembut, percaya diri dan meyakinkan harus jujur
misal mau pasang infus untuk memenuhi kebutuhan cairan parenteral ke anak, kan ditusuk ya,,saya aja bisa jerit2 karna sakit, umur segini masih takut sama jarum suntik,,*hadeuh
Katakan pada anak,(tentu ini untuk anak dgn usia yg sudah bisa diajak kerja sama) memang diinfus itu sakit, tapi itu harus ditahan sebentar agar adik cepat sembuh dan segera pulang ke rumah, bisa sekolah lagi, dll
Ketiga, gak ada salahnya bercanda dengan pasien-pasien anak, banyak senyum dan coba main games yang mudah diikuti anak2, soal itu guru TK punya banyak permainan tuuh,,klo saya pribadi lebih suka mengajak main tebak-tebakan untuk anak usia sekolah, jadi saya sering browsing tebak2an lucu buat anak2,,hehe gak kreatif
Yang pasti walau katanya prinsip tindakan itu sama antara usia dewasa maupun anak-anak, setiap individu itu khas, apalagi mereka anak kecil yang dunianya sama sekali berbeda dengan kita
Saya saat ini memasuki stase anak setelah maternitas, rumah sakitnya masih di RSUP Fatmawati, selama 6 minggu saya akan menyelami imajinasi anak-anak dengan kondisi berbeda, 2 minggu pertama di lantai 3 utara ruang bedah, puskesmas kemiri muka 3 hari untuk MTBS, 2 hari di perinatologi, 3 minggu full di ruang infeksi lantai 3 selatan
Stase ini dimulai sejak tanggal 24 Januari 2012-2 Maret 2012
Anggota kelompok kami ada Prima Mutia Sari, Sintyana Putri, Dewi Lestari Handayani, Titin Hemaneti, Muhammad Koko Hartopo, Shefa Andriyani, Rohayati
8 orang kelompok ini insya Allah jadi tim yang solid,,amin
Selama 2 minggu di ruang bedah, kami melakukan banyak kegiatan, ikut ronde keperawatan, kembali terkena shift, lalu ada terapi bermain yang dilakukan di 4 ruang rawat, jadi pekan kreativitas ini diisi dengan kegiatan berupa terapi bermain, yaitu mengajak pasien yang berada di sana untuk bermain sesuai tahap tumbuh kembangnya, lalu di hari terakhir kami presentasi tentang kasus hirscprung yang memang kasus khusus bedah anak, nah foto di atas diambil setelah presentasi, mumpung kumpul semua,,hehe
saya ingat pertama kali di ruang bedah, diterima dengan baik oleh karu, orientasi, pembagian kasus, pembagian jadwal dinas, konsultasi kegiatan kreativitas, presentasi. Selama praktek saya harus membuat laporan pendahuluan di awal minggu, laporan kasus di akhir minggu plus resumenya..Mantap, saya sangat takjub karna saya menemukan banyak kasus seperti waktu dipresentasikan saat masih di tahap akademik seperti hidrodsefalus, fimosis, fraktur, osteosarkoma, tifoid, dan sepertinya saya miris sekali melihat mereka anak-anak kecil harus mengalami semua itu, makanya empati benar-benar perlu dibangun karena tempat ini sangat cocok untuk belajar memposisikan diri sebagai keluarga terdekat pasien.
Lalu selama 3 hari di PKM Kemiri Muka, saya beserta teman-teman mengklasifikasikan gejala-gejala yang dialami pasien anak-anak menjadi sebuah diagnosa dan lakukan tindakan, batuk pneumonia, demam mungkin bukan malaria, seperti itula...
Semoga pengalaman ini berharga dan membuat saya semakin mencintai calon profesi saya nanti..^_^
No comments:
Post a Comment