" Mbak Ekaa,
mau jelly coklat gaak? baru aja aku
bikin. Cobain yaa..", Tidak sekali ia membuat agar-agar dan saya harus
mencicipi buatannya yang manis
Lain hari ia menarik saya ke kamarnya, " Sini-sini
mbak, aku buatin bubur jagung instan yaa,,kamu pasti suka"
Saya menolaknya dengan alasan merepotkan dia saja, " Ya
ampun, aku sengaja buat loh, buat mbak-mbak yang lain udah, tinggal kamu aja
mbak Eka."..huff maksa banget
nih orang
“Kenapa kamu manggil mbak
sih? kamu kan lebih tua satu tahun dibanding aku?” pertanyaan itu
seringkali saya lontarkan ke hadapannya,
dan dia Cuma tersenyum, “ Aku kan lebih muda angkatannya, jadi gak enak lah
kalo manggilnya nama aja”
“Olahraga yuuk!!” ajak dia
“Gak mau, ngantuk, enakan minggu pagi tuh boboan di kasur,
leyeh-leyeh” saya menolak sambil tarik selimut lagi
“ Ayo, biar sehat, katanya mau kurus?” ahh, dia mengeluarkan
senjatanya, saya dan dia sepaham bahwa dengan olahraga kita tidak terlalu cepat
lelah, tetapi kadang-kadang kalau timbul rasa malas, saya benar-benar akan
malaaassss sekali olahraga, sementara dia selalu semangat untuk bisa olahraga,
maklumlah ternyata dia pernah jadi juara kedua di kejuaraan bulutangkis di
kampus, dan medalinya dipajang dengan bangganya di lemari kamarnya. Yaah, ia
jago berenang, bulutangkis, kuat jogging, tubuhnya terlihat kekar kuat tidak
mudah lemas
Ia memajang foto kedua orang tuanya di kamar sambil
menuliskan kata-kata motivasi,. Saya melihat tekad besarnya untuk membahagiakan
kedia orang tuanya, kadang itu membuat saya iri. Bagaimana bisa ia berpikir
sangat dewasa, full of sister,
Ah, dia itu sering mengucapkan berulang-ulang , setelah
lulus ia akan kembali ke rumahnya untuk merawat kedua orang tuanya, katanya
efek kuliah gerontik. Bahkan saya tidak pernah berpikir untuk hidup bersama
orang tua lagi, karena saya ingin mandiri seutuhnya, mendengar pengakuannya,
saya jadi berpikir ulang tentang hal itu.
Dia itu seorang yang mau menerima hal yang terjadi di dalam
hidupnya dengan ikhlas, tidak terlalu ambisius dengan apapun. Tipikal nrimo tapi bukan berarti tidak ada
target yang ingin dicapai. Ketika saya tanya kenapa ia tidak terlalu ambisius
dengan mimpi? Ia menceritakan pernah menginginkan sesuatu dengan berlebihan dan
hal itu membuatnya jatuh, sekarang ia mengerti kunci kesuksesan ialah tawakal
dan restu keluarga, oleh karena itu ia berusaha menjadi orang yang ikhlas dan
mengutamakan pendapat keluarga.
“Aku gak papa bu, kalo memang adek sudah ada jodohnya
duluan, ya monggo..” Itu responnya ketika mendengar permpuannya yang usianya 5
tahun lebih muda darinya akan segera melangsungkan pertunangan. Ia tidak
terpengaruh dengan tekanan sosial di sekitar rumahnya. Ia sedang belajar
menjadi pelindung bagi orang-orang terdekatnya, terutama saudara sekandung.
Oktiviana Isti Purwandani, kakak yang baik |
Dia pecinta oma-opa..:) |
gak mudah marah walau jadi korban iseng,,"pemaaf" |
Ia juga suka jalan-jalan, menyenangkan "adeknya"..^_^ |
Yaah dia yang menyukai keindahan Jepang, bertekad untuk bisa
ke sana
Dia yang menyukai drama korea
Dia yang lincah di tengah jalan raya dengan sepeda motornya,
dia yang selalu aktif kesana-kemari, dia yang harus fokus dengan satu hal
terlebih dahulu hingga bisa mengabaikan hal-hal lain. Dia yang bisa dijadikan
tempat meminta saran walaupun itu harus meminta secara langsung, saya
melihatnya sebagai seorang kakak yang selalu ingin melindungi tetapi belum
begitu tahu caranya, yang ia tahu teman-teman sekitarnya tidak boleh sedih.
Memang ia tidak seperti Ners AgDc yang sangat peka dan mampu melihat orang lain
melalui perasaan halus wanita. Tetapi dia seperti kakak laki-laki yang ingin
melindungi, berjiwa pemimpin tapi tidak mau dominan.
Semoga ia mampu melihat lebih jauh keindahannya sendiri,
sadar dengan berjuta cahaya keemasan yang ia miliki dan memancarkannya untuk
sekitarnya.
Oktiviana Isti Purwandani..you are family woman ^_^
No comments:
Post a Comment