Sunday, August 26, 2012

Happy Idul Fitri, Family...^_^


Happy Idul Fitri...1433H

Satu minggu  pasca idul fitri
Hayyo gimana ibadahnya pasca Ramadhan, mudah-mudahan masih dipertahankan yaa walaupun Ramadhannya sudah lewat

Shalat lima waktunya tepat waktu, tadarusnya sekenceng di Ramadhan,, shalat-shalat sunnahnya, plus ada puasa syawal 6 hari yang pahalanya seperti puasa satu tahun looh,,,diskon pahala masih berlaku di bulan syawal ini. Bahkan beberapa teman saya ada yang melangsungkan ibadah munakahat di bulan Syawal ini,,mantap kan subhanallah, separuh agama sudah terpenuhi, mudah-mudahan dilancarkan, diberikan kebarokahan dalam rumah tangganya nanti, jadi keluarga yang samara, melahirkan generasi yang Islam yang tangguh..amiin...Ayo yang lain, nggak pengen dapat pahala besar juga??? Segera kejaaaarrrrrrrrr, jangan sampai ketinggalann....

Silaturahim diperbanyak, tapi jangan kebablasan, kumpul-kumpul boleh, Temen-temen SD, SMP, SMA tumpukkin aja jadi satu,, open house sesering mungkin, tapi tetep isi dengan kegiatan yang bermanfaat. Obrolannya yang intelek,,loh? iyalah, jangan dicampuri dengan kegiatan pra maksiat,,haha (karena insya Allah kita dijauhi dari kegiatan maksiat) tapi yang area abu-abu sering kan ya, misal nggak sengaja ngegosip, ngomongin orang yang kurang baik, prasangka yang nggak benar, sampai lupa shalat, ckck, de el el deh

Met lebaraaan


Bagaimana pengalaman Idul Fitri tahun ini??
Kalau saya pribadi, ada hal-hal yang menjadi koreksi di Idul fitri tahun ini, insya Allah tahun depan akan saya perbaiki..^_^

Pertama, jujur saya kurang maksimal memanfaatkan 10 hari terakhir Ramadhan, saya benar-benar nggak merasakan merindingnya rambut di kulit saya di suatu malam yang istimewa seperti tahun lalu, padahal tahun ini saya hadir lebih rajin dibandingkan tahun lalu. Jadi berasa ada yang kurang, tapi ya sudahlah masalah pahala, amalan dan ganjaran yang diperoleh tiap orang itu nggak ada yang tahu, jadi saya tetap berusaha positive thinking.

Kedua, tahun ini saya useless, bahkan untuk bayar zakat aja saya ditanggung oleh orang tua, ya Tuhan benar-benar nggak ada proyekan di Ramadhan ini. Pokoknya iriiiiiiiiii bangeeeeeeeeeeet sama temen-temen se-usia saya yang kondisi finansialnya udah lebih stabil, bisa punya THR sendiri, bisa beli bahan-bahan kue sendiri jadi percobaan bikin kue, kalau gagal gak merasa bersalah, punya modal untuk bikin ketupat plus opor ayam sendiri, (saya pengen punya modal sendiri untuk memuaskan hobi masak saya). Yang paling penting, saya bisa bagi-bagi angpau ke keponakan-keponakan kecil, ternyata keponakan kecil saya banyaaaak bangeeet, tetangga-tetangga anak kecil juga banyak, ya ampun, tahun depan ya anak-anak, aunty Eka insya Allah bisa ngasih duit lebaran yang masih baru lembaran-lembarannya,,hehe.. Jadi ingat, tahun lalu saya bisa membawa pulang parsel makanan yang banyak ke rumah, beli baju sendiri, atau bagi-bagi rezeki ke kedua adik saya. Sekarang? astagfirulloh, mohon maaf yaa ibu bapak,,hehe, insya Allah idul fitri tahun depan kita bisa sedikit lebih makmur, amiiin

Ketiga, dari tadi nggak ada yang positifnya ya? tahun ini saya lagi-lagi nggak pulang kampung, jenguk nenek di hari lebaran. Padahal ada seni tersendiri kalau pulkam pas lebaran, hehe. Sebagai gantinya, saya punya list saudara-saudara yang tinggal di sekitar jabodetabek. Saya kunjungi mereka satu-satu, biar tali silaturahim terajut kembali, ternyata selama ini saya tidak perrnah mengunjungi mereka. Ya ampun, sombong banget!! Selain itu, berapa kali saya panggil teman-teman untuk main ke rumah, lumayan saya jadi belajar masak buat menghidangi tamu, mulai dari Laksa Jakarta, soto Sokaraja, pepes ikan,,haha,, yaah masih kalah sih rasanya dibanding aslinya.

Keempat, saya jadi bandel, belum punya lisensi tapi sok berani keliling jakarta naik motor, kecepatan tinggi lagi, masuk jalur busway, nyalip kendaraan lain, kalau ada sedikit masalah, langsung ngomel-ngomel ke pengendara lain, padahal yang salah saya. Ya ampun, maaf banget yaa orang-orang,,^_^
Bingung, jalan-jalan atau interview yaa

Kelima, galau luar biasa, ceritanya saya punya planning untuk naik gunung Sindoro pasca lebaran ini, kalau jadi ini adalah kali kedua saya naik gunung, Tapi-tapi saya ada tes tertulis di salah satu rumah sakit di Jakarta di waktu yang bersamaan, memang sih saya juga belum tahu itu rumah sakit tipe apa, tapi rumah sakit swasta dengan fasilitas lengkap dan bangunannnya besar kok. Masalah salary, saya juga kurang tahu, yang penting, saya harap sistem manajemen di sana bisa menghargai profesi perawat dengan baik. Naah sampai saat ini saya belum bisa memutuskan pilihan tersebut. Minta petunjuk dulu deh sama Allah,,hehe

Keenam, apalagi yaa,, ??? Mohon maaf lahir bathin aja deh, semoga kita mampu mempertahankan kesucian yang diperoleh di satu syawal pada hari-hari selanjutnya selama satu tahun ke depan sampai bertemu kembali dengan Ramadhan selanjutnya. Amiiinnnnnn

cheers
 Ners_Eka

Teman SMS, ke Ceriwisan Ibu mengiringi status Jobseeker saya



Ketik ketik ketik
“ Ampun deh mba, heboh amat smsnya..” Leli, adik saya protes mendengar suara keypad HP saya ketika saya sedang mengetik sms
“ Haha, masa sih? yaa maklum lah, namanya HP jadul, Cuma bisa sms sama nelfon.” Sombong amat dia, karena HP terbarunya berbentuk touchscreen, sekarang berani meledek saya. Huff
Saya pindah ke tempat lain, waktunya makan malam. Walaupun Ramadhan usai, jam makan keluarga saya belum berubah, ba’da shalat maghrib kami membiasakan makan malam dengan menu sederhana pastinya.
Saya kembali menekuni keypad HP, lagi-lagi dengan suara menghebohkan.
“ Ekaa, makan dulu itu, keburu kenyang makan HP.” Ibu menunjuk piring di hadapan saya yang masih utuh isinya, sementara anggota keluarga lain sudah hampir selesai, bahkan Leli sudah sampai nambah dua piring.
“ Iya bu, maaf,,,,siappp ngabisin nasi..!!!” Saya langsung menyingkirkan HP dari hadapan saya, kembali asik menekuni makanan di depan saya. Tapi sesekali melirik layar HP, kalau ada balasan, langsung saya buka sms balasannya dan tanpa sadar jadi senyum-senyum sendiri.
“ SMS-an sama siapa sih ka? Senyum-senyum nggak jelas!!!,” Ibu kembali ingin tahu
“ Ini sama temen ko bu.” Saya menyelesaikan satu sms terakhir dan kembali makan, daripada ditegur lagi.
“Sama cowok yaa..” Ibu menyahut lagi, nadanya agak mulai kesal, ampun deh nih, curiga aja.
“ Ya ada laki-laki ada perempuan bu, temen aku kan banyak.” Berusaha jawab diplomatis, haha. Biarin ahh sekali-kali bikin orang tua penasaran, hehe *paling siap-siap ditimpuk kalau terlalu intens telfon2an atau smsan sama lawan jenis, tapi ibu biasanya nimpuknya pakai alat-alat kosmetik biar anaknya mau belajar make-up dan jadi cantik, hiyaaa,,makasiiii, kabuuurrr!!! sebelum wajah saya berwarna.
Padahal sebenarnya, saya itu smsan sama temen-temen FIK yang sama-sama sedang galau karena berada di masa peralihan dari mahasiswa-karyawan, pengangguran, belum ada kerjaan. Saling memberi dukungan, saling menguatkan, dengan bercanda-canda lewat isi SMS yang nggak jelas.
Contoh isi sms-nya
Malam ini bulannya cantik!!!!Tapi tidak secantik kamu, eaaa------
Aku tanpa kamu butiran debu----
Bapak kamu petani ya neng? KOK TAU?? karena kamu telah membajak hatiku. eaaa------- Bayangkan dapat sms gombalan tapi bukan dari lawan jenis, boro-boro hati jadi berbunga-bunga, ngikik iya.
Deg-degan nunggu berita kelolosan berkas CPNS---
Geer banget nih yang sms saya, pede banget bakal lolos, hihi
Aku pikir, aku rela duduk di bangku tengah biar dia bisa nyender di pinggir jendela, ternyata dia tidak hanya berhasil membuat pundakku pegel, tapi juga basaaaaah.. *tentang anak belasan tahun yang muntah-muntah dan tidur ngiler di sampingku T_T-------- Itu sms curcol dari teman saya yang sedang perjalanan balik dari mudik, saya refleks tertawa, bukan bermaksud tega sih,,hehe
Saya balas: Kuyup dong bajumu?-------------
Dia:  Jaket yang bukan hanya kuyup, tapi juga bauuuuu------- Hahahaha!!!!!parah
Waktu yang lain, mungkin esok harinya
Saya: Selamat buka puasa syawal T*n*..!!! semoga puasamu hari ini diterima oleh Allah swt, doakan supaya besok aku segera bisa ikut puasa yaa Btw, aku ngidam bakso J .--------------
T*n*: Baru aja aku makan bakso, hihi Pada akhirnya aku mokel ka, karna pergi ke pasar, jauh, panas, dan dibonceng orang yang nggak puasa T_T-------------  Terus hubungannya apa coba???hahaha
Di hari lain, saat smsan tentang motor
Saya: Gw nggak bisa naik motor kopling, dari dulu belajar nggak bisa-bisa, sampai nyerah yang ngajarin. Lagipula sekarang kan banyak motor matic, nggak rugi walaupun nggak bisa bawa motor kopling!!!------
Dia: Ngajarin lo mesti sabar-sabar!! Motor matic kan nggak enak, kayak engkong gw nggak pake gigi..:D  ------------ Astagaa, kasian amat deh tuh kakek disamain sama motor

Hahaha,,entahlah buat orang lain itu lucu atau tidak, tapi sms-an dengan teman-teman menjadi penghibur hati di kala kesepian, maklum di rumah nggak ada teman seusia.
“ Ekaa, bangun jangan siang-siang, nanti rejekinya ilang” Ibu teriak dari dapur, padahal saya sudah ada di teras, sedang meluruskan kaki, pegel baru pulang dari lari pagi. Ckckck, yang masih tidur si Adit tuh,,hehehe
“ Ibu nanti sore pulangnya takut telat, itu bahan makanan eka masak ya buat nanti buka puasa.”.  “ Sipp bu”
“ Adeknya disuapin dong Ka!” Padahal si Adit baru saja menghabiskan satu mangkok nasi dan bakso
“ Ya ampun Eka, gak bisa lepas dari HP yaa,,masa ke kamar mandi juga dibawa, nanti basah kena air, rusak gimana?”
calling-calling

“ Hehe, iya bu maaf takut ada yang telepon dari HRD yang aku apply.” Saya memberi alasan yang cukup masuk akal, untuk menghindari keisengan adik saya sebenarnya, bisa iseng pakai pulsa, baca-baca isi SMS, atau nelfon pakai nomor saya ke orang tidak dikenal.
XXX
“ Ngapain anak perempuan naik gunung lagi?bahaya looh naik gunung, kan banyak pendaki yang nyasar terus ilang.” Ibu saya kembali menolak permohonan izin saya untuk mendaki gunung Sindoro pasca lebaran ini
“ Jangan doain ilang lah bu, boleh yaa, kita ber 13 kok, anak laki-lakinya lebih banyak, kan daripada di rumah aja, belum ada panggilan juga. Seru loh bu naik gunung” Saya terus berusaha membujuk
“ Udah waktunya cari kerja, cari uang sendiri lah, bukan waktunya main lagi.” Ibu masih menolak
“ Ini nggak main bu, latihan menghadapi tantangan hidup,,biar lebih kuat kalau nanti masuk dunia kerja, hehe.” Saya masih mencoba melobi restu ibu
http://www.google.co.id/imgres?start=119&hl=id&biw=1024&bih=428&tbm=isch&tbnid=teZnlKsMeUUBOM:&imgrefurl=http://www.gisuser.com/content/view/25137/222/&imgurl=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimmuURFTIYALn56T4bQJb4wiRTZR7wfV5adIjquU8u3zlO8y7A_HPXVOhJVd4Nhp1tX20OE-z76sXWk9GkDUR6SBOD6E0YGlBGbStnHGM_w3tkpKVEuquH9hDZwlGbA6uRxARPT4UoVQc/s320/Fudd_JobHunter.jpg&w=193&h=216&ei=McQ5UPyfK4nJrQfmwoCQCg&zoom=1&iact=hc&vpx=737&vpy=4&dur=651&hovh=172&hovw=154&tx=54&ty=56&sig=103689843969770789093&page=8&tbnh=123&tbnw=110&ndsp=18&ved=1t:429,r:10,s:119,i:144

“ Ada-ada aja, syukur nggak keterima di Pencerah Nusantara, ehh sekarang malah munggah gunung  bikin orang tua kuatir terus. Cari kerja ajalah di daerah Tangerang, yang deket, kalau mau jalan-jalan udah ke Lippo aja sana, ajak Adit” Hiyaa, gubrak, perasaan dulu peraturan rumah tidak seketat ini, mana bisa disamain kenikmatan gunung dengan pusat perbelanjaan yang ramai.
Entahlah akhir-akhir ini ibu saya agak lebih perhatian dengan saya, jujur saya sempat bingung, tapi saya anggap itu adalah bentuk perhatian lebih untuk saya. Walau terkadang merasa sedikit kesal, wajarlah yaa,, tapi begitu melihat waktu berdoa beliau setelah shalat menjadi lebih lama, pasti beliau mendoakan saya agar lebih sukses, jadi saya senang-senang ajalah..^_^

cheers...
Ners_Eka ^^

Thursday, August 16, 2012

Dia si Pengendara Motor Merah... (Edisi Percaya diri si Baju keramat)


#1
“ Pake aja motor gw ka, gampang ko, asal hati-hati aja, lo kan belum ada lisensinya” P, temanku yang bertubuh subur tapi sangat lincah itu menyerahkan kunci motornya padaku

“ Yakin lo mau minjemin ke gw? Gw gak bisa naik motor, gw belum pernah praktek, teori sih jago.

 ”. Sedikit aku berbohong karena aku agak sangsi juga sih dengan kemampuan sendiri, padahal aku belajar motor sejak kelas 3 SMP, tapi belum pernah diasah lagi sejak terakhir memutuskan berhenti mengendarai motor akibat mencelakai orang. Kejadian traumatik itu sekitar akhir kelas 2 SMA.
“ Iyaa, kapan lagi lo belajar kalo gak sekarang.. Tapi mending lo belajar sendiri, gw gak terlalu ahli menuntun orang sukses naik motor.” P meyakinkan.

Huwaah, selama empat tahun kuliah, ini pertama kalinya aku memegang kembali stang motor. Kalau bukan karena lokasi praktik keperawatan komunitas itu agak jauh dari jalan raya, satu-satunya temanku yang bawa motor dalam kelompok harus sendirian mengendarai, tidak ada teman untuk bergantian kesana kemari, rasanya mustahil aku kembali di balik stang motor.

Berbekal tekad untuk mengurangi kerepotannya menjadi humas kelompok praktik yang tugasnya mengunjungi rumah para kader, tokoh masyarakat dengan lokasi berjauhan dari posko kelompok kami, menjemput dosen-dosen yang hendak memberikan bimbingan di posko kami, aku mencoba memunculkan kembali kenekatanku dengan dunia motor. Toh dulu, kejadian traumatik itu bukan karena tidak lancar menghafal step by step cara menghidupkan mesin motor, melainkan karena aksi kebut-kebutan di jalan raya. Jadi kalau bawa motor di lokasi se-aman Kelurahan Pasir Gunung Selatan, insya Allah 2-3 hari aku sudah lancar lagi.

Bismillah, percobaan pertama,;
Langkah pertama: kustarter motor jenis matic ini, sambil memegang rem tangan sebelah kiri, biar gak loncat katanya. Trereettt,,bruuuummm bruum!!! Mesin motor hidup, berhasil, kalau tangan kanan ini memegang stang dan kuputar ke belakang pelan-pelan, pasti langsung jalan. Pucat sudah rasanya wajahku membayangkan jalan lurus di depan, banyak motor bersileweran, orang-orang jalan, kalau dari arah berlawanan terdapat mobil, apa yang harus kulakukan??? Tess!! titik peluh dari keningku menetes ke atas rok hitam yang wajib kukenakan selama jam praktik berlangsung.

“ Ada rem tangan ka, kalau masih kurang pakem, kaki lo turunin aja, haha, kayak sepeda... jangan khawatir kalau pelan-pelan dan jalan di jalur yang benar, gak bakal nabrak. Nanti kalau mau belok lihat kaca spion dulu terus nyalain lampu sein-nya.” Agaknya si P bisa membaca pikiranku, dia menerangkan pemakaian motornya dengan detail dan sabar.

Oke, tiba-tiba keberanianku benar-benar muncul. “Iya tenang aja.”

Langkah kedua: istigfar, membaca doa keluar rumah, minta perlindungan pada Allah, fokus pandangan ke arah depan, munculkan sense peka dengan lingkungan. Tanggap kalau diklaksonin, mainkan gas dengan halus, kapan harus nge-rem, kapan tambah kecepatan, lihat jalan yang kosong, jangan berada di belakang angkot. Selesai!!!

Langkah ketiga: satu minggu, aku sudah resmi menjadi supir cadangan menggantikan P kalau ia lelah atau sedang ada urusan, aku siap mengantar ini-itu, menjemput dosen, mengambil peralatan penyuluhan dari kampus, mencari makanan. Yippi, berhasil!!!!!

Dia, si pengendara motor merah pertama yang mampu memunculkan kembali kepercayaan diriku.
Motor merah pertama ^^

Suatu hari, pulang dari dinas malam di sebuah RS pendidikan.

Pagi se-cerah itu di depan stasiun Tanjung Barat, kali ini aku duduk manis di belakang P. Pengendara motor merah terlihat agak ngantuk dan sebal, pasalnya semalam ia tidak diberikan waktu tidur sekejap saja oleh kakak perawat di ruangan. Aku menghiburnya dengan mengajak nyanyi di sepanjang perjalanan menuju Depok. Apa daya tidak berhasil, apalagi suaraku itu bagus, lebih bagus kalau diam maksudnya.

Priiiiiiiitttt priiiiiiiiiiiittt priiiiiiiiiiiiiiiitttt!!!!!!!

Hiyaah, lima meter di depan sana, bapak-bapak gendut berkumis, berseragam cokelat, memakai rompi jaket berwarna hijau mencolok menyetop kami. Aduuh males banget kalau kena tilang gini, lagi ngantuk luar biasa, mood sedang rusak-rusaknya, emosi naik ke kepala, mata merah, efek kami begadang semalam dengan pekerjaan yang mengalir tanpa henti selama 13 jam full.

“ Selamat pagi Nona!!!” Polisi itu berusaha menyapa kami ramah, tapi yang kurasakan adalah topeng banget sih nih Bapak, cari kesempatan kan, tanggal tua nih, bukannya jadi ritual rutin tiap tanggal segitu untuk cari korban demi mengembalikan modal. Uppss, astagfirulloh, belum-belum sudah suudzon nih.

“ Selamat pagi pak Polisi yang baik..” Ekspresi P langsung berubah ramah, senyum dan terkesan mengajak bercanda polisi, aku jadi bingung.

“ Rasanya pernah ngeliat, adek kuliah atau kerja?” balik polisi itu menyapa, sekarang ganti panggilan jadi adik?
“ Kuliah pak.”
“ Kuliah dimana?”
“ Di UI Depok pak, kalau di sini masuk rayon Jakarta kan ya pak, bapak operasi di Jakarta juga?”
“ Oh ya, pernah memang di Depok, tapi jarang sekali, baiklah adik tahu kesalahannya apa?”
“ Gak pak....” sumpah tampangnya polos banget, sepanjang temenan, belum pernah lihat P dengan wajah terlalu lugu begitu

“ Adik tidak menyalakan lampu depan, bukannya tahu kalau itu peraturan? Sekarang tunjukkan SIM dan STNK motornya, kalau bisa menunjukkan saya bebaskan.” Sekarang nada bicara bapak polisi itu lebih tegas dan agak meninggi, mungkin bermaksud menunjukkan keluasan wewenang yang ia miliki, ahh aku lebih suka menyebutnya keangkuhan yang dipelihara polisi lalu lintas sejak masa pendidikan.

“ Oke pak, sebentar ya. Eka tolong goody-bag gw. “ Aku menyerahkan tas tangan warna hijau milik P. Itu kan tas baju kotor kita, apa iya dia nyimpen SIM di sana.
“ Pegangin dulu ka,nih, pegangin juga, tolong ya” P mengeluarkan pakaian dinas kami berwarna putih, satu persatu mulai dari jilbab, atasan, celana dan terakhir map plastik yang berisi kertas-kertas tugas kami.

“ Katanya kuliah?” pak polisi iseng bertanya
“ Iya pak, kami lagi praktik di rumah sakit X,” aku sekenanya menjawab, sebenarnya aku khawatir dengan P, apakah dia bawa SIM dan STNK-nya, mukaku panik. Tapi kulihat P tenang-tenang saja. Tampaknya ia ingin mengisengi pak polisi itu.

“ Aduh kayaknya kok ribet banget ya, semuanya dikeluarin, lain kali SIM dan STNK itu taruh di dompet, biar gak susah ngambilnya.” Pak polisi itu sepertinya sudah gerah
“ Pak polisi yang baik, seperti yang dikatakan teman saya, semalam kami dinas malam, dan sebagai mahasiswa praktik kami harus hati-hati menjaga barang supaya tidak hilang, makanya saya memutuskan untuk tidak membawa dompet. Saya taruh kartu-kartu identitas di map tugas saya, mohon tunggu sebentar ya pak.” P menjelaskan panjang lebar.

Aku melirik jam tangan, sepertinya hampir 10 menit kami di stop oleh polisi tersebut. Entah ia menyerah atau apa, pak polisi itu membiarkan kami pergi.

“ Udah-udah, kelamaan, kalian pergi aja, lain kali nyalain lampu depan walaupun siang hari.”
Entah karena melihat keluguan kami, lipatan baju dinas putih kami yang maha dahsyat itu atau  apapun, aku sangat kagum dengan trik P.

“ Sebenernya lo bawa SIM-STNK gak sih P?” aku masih penasaran
“ Ini bukan masalah bawa atau gak bawa, yang jelas baju putih itu keramat, kalau kita menghargai baju putih yang suci itu, dia bisa menyelamatkan kita dari kondisi apapun. Udah dua kali gw hampir ditilang polisi, tapi karena mereka ngeliat baju putih perawat, mereka menghargai profesi kita dan bebas deh.” hooo, P itu memang cerdik.. Entah kenapa dia beranggapan baju putih perawat mampu menyelamatkan dari tilangan polisi,

Sampai sekarang aku masih penasaran, sebenarnya waktu itu dia bawa SIM dan STNK atau tidak ya?? who knows

Semoga aku berjodoh dengan pengendara motor merah selanjutnya..^^


cheers  Ners. Eka ^_^

Thursday, August 9, 2012

Berbahagialah ketika kamu berada di titik terendah dalam hidupmu, karena tidak ada lagi jalan untukmu selain ke atas.

Yang Tabu Dilakukan Calon Ibu Bermutu


1.Mengejar laki-laki idaman (Seberapapun hebatnya dia )
Jika preman saja tak sudi dikejar-kejar, apalagi laki-laki sholeh, pinter, baik hati, setia, calon ayah teladan se dunia.
Menginginkan kelak mendapatkan suami sholeh ? maka jadilah sholehah yang punya harga diri, berkualitas dunia akhirat, tahu bagaimana menjaga kehormatan dan kemuliaan dirinya.

2. Menunjukkan ke’gilaan’mu padanya.
Jika dia tahu perasaanmu dan engkau terus terang menelanjangi hatimu padanya, maka laki-laki baik takkan pernah percaya, hal serupa takkan kau lakukan pada yang lain.
Jadi ..sembunyikanlah rahasia hatimu dengan aman, maka cinta sejati itu akan mencarimu dengan iman.

3. Menyerah dalam 1  kali  rayuannya.
Laki-laki tangguh, hanya bisa diuji lewat seberapa hebat daya tahannya menanti hatimu luluh.
Jika Kesatria sejati tak akan mati dalam sekali tikam, maka putri sejati juga tak akan goyah dengan sekali rayuan
image
Jadi jangan ragu tunjukkan “kelas”mu.
Wanita terhormat dan pandai menjaga kemuliaan dirinya
InsyaAllah kelak,
Akan melahirkan Bangsa yang dihormati dan dimuliakan dunia

Tatty Elmir

Saturday, August 4, 2012

Para pendaki 2958 mdpl dan Taman Edelweiss

Akhir pekan.. tumpukan paper laporan profesi KGD (keperawatan Gawat Darurat) di sudut kamar sudah berhasil saya rampungkan, setelah ini tinggal kirim softcopy laporan by-email, teknologi memang mempermudah pengumpulan tugas secara on-time bagi mahasiswa maupun dosen. Waah enaknya sekedar rebahan meluruskan punggung, sambil memandangi langit-langit kamar, tanpa sadar pikiran saya melayang jauh, minggu depan ujian. Stase terberat dalam profesi harus bisa saya lalui, saya berjanji akan menghadiahi diri sendiri dengan sesuatu yang beda, unik, sebagai ungkapan rasa syukur yang teramat dalam pada Pencipta saya. Ibarat mendaki gunung, saya sudah hampir mencapai puncak. Ehh,,naik gunung?ke puncak??tiba-tiba teringat janji dengan kakak sepupu saya di Jambi tahun lalu, ia mau mengajak saya ke Kerinci jika saya lulus profesi, gunung berapi tertinggi di Indonesia (bener gak ya?). Pasti luar biasa rasanya berada di puncaknya dan teriak “ ALHAMDULILLAAAAAH PROFESII LULUUUUUSSSS!!!”

Ini adalah Puncak Pangorango ketika dilihat dari Puncak Gede, How's Wonderful!! ^^
“Eka, Sabantara mau ada rencana naik Gunung Gede tuh tanggal 14 Juli, Rezcky barusan posting di grup, ikut yuuk, kapan lagi!!” Zuni, teman sekamar saya semangat banget refreshing, dikira naik gunung refreshing, itu bukannya butuh perjuangan fisik untuk sampai ke puncaknya ya. Tapi,,”Hayuuuk,,,,aku daftarin yaa,,hehe” Daripada belum jelas kapan bisa ke Kerinci, saya latihan dulu ah ke Gunung Gede, ^_^’

Dua minggu sebelum keberangkatan, ketua rombongan kami, Rezcky tegas menyuruh saya dan teman-teman persiapan fisik. Saya ingat sms-nya: mulai sekarang lo harus paksain jogging sampe capeek dan lo gak gak kuat lagi untuk lari. Hiyaa,,ketahuan banget saya gak pernah olahraga, tapi kerjaan perawat di IGD itu gak cukup ya, ngangkatin orang, Resusitasi lebih dari 5 siklus, naik turun tangga sambil dorong pasien di tempat tidur. Satu bulan di IGD bikin massa tubuh saya turun 2kg, kerja fisik banget kan. Tapi, saya anggota yang nurut, saya sempatkan bada subuh lari keliling ui, biar kuat ceritanya, nantinya sih gak tau. Persiapan perlengkapan pribadi dan kelompok pun beres. Masih ada tuh list-nya: carrier, matras, sleeping bag, alas kaki, jaket&perlengkapan dingin, kompor, nasting, senter, raincoat, bahan2 makanan siap saji, tenda, obat-obatan pribadi. Intinya itu sih, yang lain bisa disesuaikan. 
Sebagian bahan makanan yang akan dibawa kemah
Pasukan pendakian pun siap di Jumat sore, 13 Juli 2012, kira-kira ada 14 orang yang akan berangkat bersama dari terminal Kampung Rambutan. Kami (Rezcky, Bhe, Zul, Rijal, Firman, Agung, Rakhel, Ais, Nanda, Rina, Dani, Zuni, Ladys, saya) berangkat bada isya menggunakan bis seharga Rp. 15000,00 dan naik angkot Rp.3000,00 per orang menuju pos pertama untuk bermalam sebelum hari sabtu memulai pendakian. Baru di pos pertama, udaranya terasa dingin banget ya.

Gak ada waktu untuk bincang-bincang tentang penjelasan trek atau rute, minimal bayangan gimana jalurnya, tanpa brifing, koordinasi atau penjelasan ulang rundown yang sudah di share di media sosial. Semuanya langsung istirahat, persiapan keberangkatan esok pagi, jadi sebagai pendaki pemula, ya saya seperti melakukan blind journey. Ikut aja deh apa kata ketua. Jangan-jangan semua orang dianggap sudah mengerti tentang kondisi gunung yang tidak bersahabat, atau yaah namanya juga mahasiswa plus alumni ui, harus belajar cepet lah yaa, buat apa ada internet? Browsing dulu dong sebelum berangkat. Buat saya yang tipe belajarnya praktikal, tetep aja bingung walaupun berkali-kali liat jalur pendakian Gunung Gede di internet dan khatam hal-hal yang harus dipersiapkan sebelum mendaki.

Setelah sarapan nasi goreng dengan porsi berlimpah plus teh hangat, kami berangkaat. Pukul 08.00 tepat, perkiraan 6 jam mendaki melewati jalur gunung putri untuk menuju Surya Kencana (Sur-ken) yaitu padang savana dengan hamparan Edelweiss
Sebagian anggota, sebelum berangkat




Ketua membagi dalam 3 kelompok besar, saya bersama Ais, Nanda, Firman dan Bhe berada di depan. Kelompok tengah ada Ladys, Zuni, Dani dan Zul. Sisanya (Rezcky, Rakhel, Rina, Rijal, Agung) di belakang.  Katanya jeda waktu pemberangkatan hanya 2-3 menit, nah ini saya gak ngerti kenapa harus ada yang berangkat duluan-belakangan, komposisi anggota didasarkan yang keliatannya kuat dan lemah kali ya, biar ada yang menjaga atau nyemangatin. Yang kurang itu, kita gak bikin yel-yel, (loh, penting apa ya?).

Okey, perjalanan para pendaki 2958 mdpl dimulai. Bismillah, niat saya murni ya Allah, ingin bersyukur di atas ketinggian tertentu bumi-MU, maka mudahkanlah. Tidak ada kesombongan, atau niat yang dapat menjadikan futur. Berulang kali saya meyakinkan hati, saya bukan dengan sengaja membahayakan diri sendiri dan melakukan hal yang sia-sia, sehingga ketika nyawa saya harus berakhir di sana, bukan neraka yang saya dapat. (Loh, haha agak lebay sih). Saya ingat nasihat teman satu ta’lim yang melarang pendakian ini, katanya lebih banyak mudharatnya. Ahh, untung saya agak lebih sekuler sekarang, astagfirulloh. Ayoo jalaaan,,udaranya sejuuuk bangeet. Parahnya, belum ada satu jam perjalanan, bahu saya itu sudah terasa beraat bangeet, perjalanan semakin lama semakin menanjak. Jangan harap menemukan jalan datar. Kalau bertemu dataran, waah bonus tuh. Tak terhitung berapa kali saya minta istirahat. Benar-benar perjuangan, melangkahkan kaki dengan beban tas di punggung, sambil mengatur napas agar suplai oksigen ke tubuh cukup mengingat kebutuhan oksigen meningkat drastis, ditambah tenggorokan rasanya haus luar biasa. Selama perjalanan saya belajar banyak hal seperti sikap sesama pendaki yang ramah dan saling menyemangati, jika melewati rombongan lain yang sedang istirahat, saya harus menyapa dan mengatakan “Permisi,..” Waduh, di jalan raya atau gang sekitar rumah kayaknya sudah hilang kebiasaan sopan seperti itu. Jika ingin berhenti tanpa duduk, upayakan membungkuk untuk memaksimalkan aliran darah ke ekstermitas atas, doping gula merah sebagai asupan glukosa sederhana yang mudah diserap tubuh dan langsung terpakai menjadi tenaga, minum air putih hanya satu teguk dan dikumur terlebih dahulu agar tubuh adaptasi dengan kebutuhan cairan yang minim.
Kelompok depan akhirnya tinggal saya, Ais dan Firman, karena Nanda harus berpindah ke kelompok belakang. Sementara di pos ketiga Zul, Zuni, dan Dani berhasil menyusul saya. Benar-benar enam jam yang melelahkan, baru jalan 5 menit saya minta istirahat 10 menit. Waduh, kalau ingat perjalanannya mungkin saya menyerah, tapi saya tidak punya pilihan lain. Saya harus memaksakan kaki melangkah ke depan, atau tertinggal di sana, nyusahin orang. Mau balik mundur juga sudah terlalu jauh.
tim pemandu sorak saya,, sabar nungguin saya jalan

saat pendakian gunung putri




Perjalanan terus berlanjut, sebenarnya kalau menikmati, kanan-kiri hutan dan pohon-pohon tinggi itu bagus loh. Setelah melihat hamparan Taman Edelweiss itu, Subhanallah, rasanya luar biasa. Saya tidak menyangka bisa sampai juga ke sana. Ayo pandu positif  untuk seluruh pendaki 2958 mdpl, plok plok plok.. Kalian memang Hebat.. ^^
hamparan taman edelweiss ^^
Sayang edelweisnya belum "Bersemi" tapi tetap cantik ko








Saatnya istirahat, menggelar tenda, masak dan dinamika kelompok. Biasalah kalau ada kesenangan maupun keributan kecil, yang kelelahan atau teman yang staminanya masih oke. Bahkan saya salut ada anggota yang terpaksa membawa dua carrier, haha. Yang saya ingat, malamnya saya langsung mandi counterpain. Susah menemukan air, hanya ada satu sumber air di Sur-Ken, itu pun harus mengantri dengan banyak pendaki lain. Kami membawa dua tenda untuk perempuan dan satu tenda untuk laki-laki. Bayangkan dalam tenda sekecil itu kami harus berbagi tempat, seru lah kalau diingat.  Surya Kencana itu taman Edelweiss yang luas, angin yang kencang dan kalau malam kita bisa melihat lautan bintang terhampar luas. Cantik dan Romantis deh.. Sur-Ken itu pos terakhir kami menuju Puncak Gunung Gede. Jadi esok paginya, kami akan melanjutkan perjalanan sekitar 30-45 menit dengan trek yang lebih luar biasa dari jalur Gunung Putri.

Minggu pagi, subuh, gak ada adzan juga, anggota kelompok laki-laki itu rajin sudah masak makanan untuk seluruh anggota. Bener gak sih anak perempuannya lebih mager dibanding mereka? Haha, yang jelas saya gak dilibatkan untuk masak. Jadi ya terima ajalah. Sekitar pukul 07.30, kami siap packing lagi dan berangkat menuju 2958 mdpl. Oke, kembali luruskan niat, saya sudah setengah perjalanan, sekarang saya hanya ingin segera sampai di puncak dan meneriakkan kalimat syukur itu. Bismillah, berangkat!!! Dan ternyata ada teman saya satu lagi menyusul, Zaim namanya. Kami bertemu di Sur-Ken.
(Dari kiri ke kanan: Rijal, Nanda, Rina, saya, Zuni, Zaim, Rakhel, Ladys, Ais, Dani, Firman, Rezcky, Agung, Zul, Bhe)
 Perjalanan ke puncak memang luar biasa, harus berusaha keras mengatur napas. Formasi kelompok pun berubah, yang kemarin di depan jadi harus di belakang. Ah, tapi saya tetap maksa di urutan depan. Daripada tiba-tiba nge-drop. Egois banget..

Setelah perjalanan melelahkan selama kurang lebih 1 jam, saya sampai juga di PUNCAK GUNUNG GEDE...!!! Alhamdulillah, terima kasih ya Allah, Tuhan Semesta Alam, ternyata kalau ada niat, bisa juga naik gunung,,hehe Congratulationz.....
Waktunya foto, loh? Untuk dokumentasi dan rencana saya untuk teriak,,,haha. 
Ketua pasukan, menikmati kesegaran air setelah lelah memimpin perjalanan..^^


Foto dulu di tanda 2958 Mdpl
Tdk melewatkn kesempatan untuk Gaya
Setelah puas foto, istirahat, waktunya kembali ke rumah. Katanya yang paling penting bagi seorang pendaki bukanlah saat berada di puncak, tetapi bagaimana ia bisa kembali turun dengan selamat. Waduh,  Padahal saya merasa perjalanan pulang akan jauh lebih menguras tenaga, sementara tenaga ini tinggal sisa-sisa, karena sudah habis diperas untuk perjalanan naik. Delapan jam jalan kaki, itu kayak apa rasanya? Tapi  teringat indahnya kasur di kosan, pesan orang tua untuk segera kembali, wajah Adit yang lucu dan menggemaskan itu menjadi penyemagat saya untuk terus melangkahkan kaki menyusuri jalur Cibodas, pulang!!!. Bismillah
Kawah di antara Gede-Pangrango, tempat saya teriak,,hehe

Jalanan puncak yang berpasir
Alhamdulillah,saat perjalanan turun, saya dan teman seperjuangan saya sejak zaman akademik-profesi alias Zuni sudah merealisasikan rencana kita, teriak bersama dari atas. Semoga setelah ini, kami menemukan jalan terbaik menuju kehidupan kami masing-masing. Amin


Bener kan, perjalanan turun itu lamaa, walau sudah tidak seberat di awal, tapi mengatur langkah di tanah dengan kemiringan tertentu itu sesuatu. Perlu strategi, hehe. Kondisi badan saya sudah tidak se-fit sebelumnya, air mentah itu mempengaruhi lambung saya, campur aduk rasanya. Saya juga harus melewati turunan setan yang hanya bergantung pada tali. Luar biasa pengalamannya. 

Bhe bersiap melalui turunan setan
Nanda konsentrasi penuh melewati turunan setan
Kami terus berjalan turun menyusuri jalur pendakian Cibodas. Kali ini tidak ada formasi, semua dilakukan bersama, satu ingin istirahat, semua harus istirahat. Padahal langit sudah mulai gelap dan gak semua anggota bawa senter. Bismillah semoga kami semua selamat sampai pos terakhir, saya yakin kalau jalur itu dilewati siang hari pasti bagus, ada air terjun Cibeureum, air panas dan pemandangan hijau menyejukkan mata.
Istirahat satu, istirahat semua,,
Alhamdulillah dari puncak sekitar jam 1 siang, kami sampai di pos terakhir jam 9 malam. Berlanjut perjalanan ke Depok, waah pengalaman 2 hari 2 malam yang luar biasa. Semoga ada kesempatan untuk kembali ke sana. Aminn

Cheers_ Ns. Eka_ ^_^